Republik Maluku Selatan (RMS) adalah sebuah gerakan separatisme yang dideklarasikan pada tanggal 25 April 1950 di Ambon, Maluku. Gerakan ini bertujuan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan membentuk negara sendiri. RMS didirikan oleh sekelompok orang yang tidak puas dengan integrasi Maluku ke dalam Indonesia pasca kemerdekaan.
Konflik antara RMS dan pemerintah pusat Indonesia memuncak dalam berbagai pertempuran, salah satunya adalah Pertempuran Medan Area, yang menjadi salah satu episode penting dalam sejarah konflik ini. Selain itu, Peristiwa Bandung Lautan Api juga memiliki kaitan erat dengan gejolak politik dan militer pada masa itu.
Selain konflik bersenjata, RMS juga terkait dengan berbagai peristiwa politik seperti Revolusi Medis dan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sentimen kedaerahan dan ideologi tertentu turut memainkan peran penting dalam memperuncing konflik ini.
Pada tingkat internasional, RMS mendapatkan perhatian dalam forum-forum seperti KTT Asia Afrika dan Gerakan Non-Blok. Pemerintah Indonesia, di sisi lain, merespon dengan mengeluarkan berbagai undang-undang baru untuk mengatasi separatisme dan memperkuat integrasi nasional.
RMS dan konfliknya dengan pemerintah pusat merupakan bagian dari sejarah Indonesia yang kompleks dan penuh dinamika. Meskipun gerakan ini tidak berhasil mencapai tujuannya, dampaknya masih terasa hingga saat ini, baik dalam politik domestik maupun hubungan internasional Indonesia.